A. Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap kemiskinan
Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang terdiri
dari beribu-ribu pulau besar dan kecil dengan luas tabah kira-kira 2 juta km²
dan jumlah penduduk yang ke empat terpadat di dunia setelah China, India,dan
Amerika.
Sebagaimana diketahui perubahan angka pertumbuhan penduduk
disebabkan oleh unsur-unsur :
1. Fertilitas
2. Mortalitas
3. Migrasi
Fertilitas atau kelahiran merupakan salah satu faktor
penambah jumlah penduduk disamping migrasi,jumlah kelahiran setiap tahun di
Indonesia masih besar, jumlah bayi yang lahir setelah tahun 2000 masih tetap
banyak jumlahnya tiap-tiap tahun jumlah kelahiran bayi di Indonesia mencapai
sekitar 4,5 juta bayi
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu dari 3 faktor
demogarafis selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan
komposisi umur penduduk, factor social ekonomi seperti pengetahuan tentang
kesehatan, gizi dan kesehatan lingkungan, serta kemiskinan merupakan factor
individu dan keluarga mempengaruhi mortalitas dalam masyarakat.
Migrasi adalah merupakan gerak perpindahan penduduk dari
satu daerah ke daerah lain dengan tujuan untuk menetap di daerah tujuan,
migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen dari suatu
daerah ke daerah lainnya (orangnya disebut migran).
Pertumbuhan penduduk, kualitas sumber daya manusia (SDM)
yang rendah, dan sempitnya kesempatan kerja merupakan akar permasalahan
kemiskinan. Jadi aspek demografis mempunyai kaitan erat dengan masalah
kemiskinan yang dihadapi di Indonesia pada saat ini. Daerah miskin sering
ditinggalkan penduduknya untuk bermigrasi ke tempat lain dengan alasan mencari
kerja.
Banyak ide dan teori yang sudah dipaparkan
cendekiawan-cendekiawan terdahulu mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk
dan kemiskinan. Salah satunya adalah Malthus. Malthus meyakini jika pertumbuhan
penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber daya alam akan habis.
Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan, dan berbagai macam penderitaan
manusia.
Philip Hauser menganggap kemiskinan tercipta dari tidak
optimalnya tenaga kerja dalam bekerja dikarenakan adanya ketidakcocokan antara
pendidikan dan pekerjaan yang ditekuni. Hal ini disebabkan oleh tingginya
jumlah penduduk yang masuk ke pasar kerja sehingga memaksa pencari kerja untuk
mendapatkan pekerjaan secepat-cepatnya walaupun tidak sesuai dengan latar
belakang pendidikannya akibat ketatnya persaingan dalam mencari kerja.
Kedua pemaparan ahli tersebut bermuara ke satu arah yakni
jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi
rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni; kelahiran,
kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah barang tentu akan
meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran
yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan
miskin. Sampai-sampai ada idiom yang menyebutkan bahwa ''tidak ada yang
bertambah dari keluarga miskin kecuali anak''.
Selain meningkatkan beban tanggungan keluarga, anak yang
tinggal di keluarga miskin sangat terancam kondisi kesehatannya akibat buruknya
kondisi lingkungan tempat tinggal dan ketidakmampuan keluarga untuk mengakses
sarana kesehatan jika anak mengalami sakit. Hal yang sama juga dialami ibu
hamil dari keluarga miskin. Buruknya gizi yang diperoleh semasa kehamilan
memperbesar resiko bayi yang dilahirkan tidak lahir normal maupun ancaman
kematian ibu saat persalinan. Maka dari itu infant mortality rate (tingkat
kematian bayi) dan maternal mortality rate (tingkat kematian ibu) di golongan
keluarga miskin cukup besar. Tingkat kematian merupakan indikator baik atau
buruknya layanan kesehatan di suatu negara. Tingkat kematian penduduk di negara
berkembang, termasuk Indonesia, masih didominasi golongan penduduk miskin.
Masalah migrasi juga memicu pertambahan penduduk secara
regional. Salah satu contohnya adalah kasus Pulau Jawa. Pulau Jawa luasnya
hanya 7 persen dari total luas wilayah nasional namun penduduk yang berdiam di
Jawa adalah 60 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Kesenjangan antar
pulau ini menyebabkan munculnya kemiskinan baik di pulau-pulau luar yang tidak
berkembang maupun di Pulau Jawa sebagai akibat ketidakmampuan mayoritas
penduduk mendatang maupun lokal yang kalah bersaing dalam mendapatkan penghidupan
yang layak.
Kesimpulannya adalah bahwa pertumbuhan penduduk berkaitan
dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek
dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi,
ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu
para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program
pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat
sasaran.
Dampak Negatif Pertumbuhan Penduduk Lainnya:
Lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang
semakin banyaknya polusi dan limbah yang berasal dari rumah
tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dll
Angka pengangguran meningkat
Angka kesehatan masyarakat menurun
Angka kemiskinan meningkat
Pembangunan daerah semakin dituntut banyak
Ketersediaan pangan sulit
Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit
Angka kecukupan gizi memburuk
Muncul wanah penyakit baru
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan
jumlah penduduk :
Penambahan dan penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya
taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak
rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan
yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan
semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol,
maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan
keluarga berencana.
Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki
kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat
tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia.
Meningkatkan produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan
pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan
mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menekan pesatnya
pertumbuhan penduduk :
Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk
membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan masal, sehingga akan
mengurangi jumlah angka kelahiran.
Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka
kelahiran yang tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar